
Jakarta | beritabatam.co : Belasan ibu rumah tangga RW 11 Kelurahan Warakas mengikuti pelatihan menjahit di Tempat Kumpul Kreatif Pasar Permai, Koja, Jakarta Utara, pada Senin (29/4/19).
Pelatihan menjahit bagi ibu rumah tangga ini merupakan salah satu bagian dari program CSR (Corporate Social Responsibility) Unit Pelaksana Proyek Pembangkit Jawa Bagian Barat Dua (UPP PJBB 2) PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB).
“Kegiatan ini merupakan bagian dari CSR kami terkait dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas & Uap (PLTGU) Jawa 2 yang ada di wilayah Indonesia Power tepatnya di Ancol. Jadi sebagai kewajiban sosial dari perusahaan terhadap lingkungan, kami harus memberikan manfaat bagi warga sekitar, salah satunya melalui pelatihan keterampilan menjahit,” ujar Arga Herdian Pratama selaku penanggungjawab CSR UPP PJBB 2 PLN UIP JBB.

Melalui program tersebut, ibu-ibu diharapkan dapat mengisi waktu luang dengan menjahit dan jika memungkinkan mampu meningkatkan taraf hidup dan perekonomian keluarganya. Sebab, dari 13 peserta yang hadir, sebagian besar adalah ibu rumah tangga yang kesehariannya berada di rumah mengurus keluarga masing-masing.
“Kenapa menjahit? Karena paling simpel, mudah dan praktis. Tidak hanya berkelompok tapi juga bisa dikerjakan sendiri. Ibu-ibu dapat mengisi waktu luang sambil bekerja sambil tetap mengurus anak atau keluarganya,” tutur anggota tim CSR UPP PJBB 2 PLN UIP JBB, Zuli Astria.
Keterampilan menjahit yang diperoleh para peserta dapat ditransfer kepada ibu-ibu lainnya hingga terbentuk suatu komunitas yang akan diberikan bantuan berupa mesin jahit. Banyaknya bantuan disesuaikan dengan daya tampung rumah kreatif yang saat ini sedang dibangun.
Menurut Hikmayanti Safitri dari komunitas Ayo Belajar Jahit yang berperan sebagai pelatih dalam kegiatan ini, materi yang diajarkan antara lain membuat pola dasar, pecah pola, mengukur dan teknik-teknik dalam menjahit.
Membuat pola dasar dan pecah pola dianggap sebagai materi dengan tingkat kesulitan paling tinggi sehingga membutuhkan durasi yang lebih lama dari materi lainnya. Namun karena keterbatasan waktu, ia memilih untuk mengajarkan cara membuat gamis yang tergolong lebih mudah dan simpel.
“Apalagi gamis atau moslem wear sekarang ini menjadi salah satu trend dalam dunia fashion dengan permintaan pasar yang cukup besar. Nah, peluang ini bisa digunakan oleh ibu-ibu ketika nanti sudah mahir dalam menjahit. Jadi, apa yang diharapkan dalam program ini bisa tercapai, yakni ibu-ibu mampu menopang ekonomi keluarga sambil tetap dapat mengurus anak-anak,” kata Hikmayanti Safitri yang akrab disapa Kimi.
Wasliyah (50), salah satu peserta dari RT 001 RW 011 Kelurahan Warakas mengucapkan terimakasih kepada PLN. Kegemarannya mengisi waktu luang dengan menjahit seakan mendapatkan energi baru melalui pelatihan menjahit yang diselenggarakan PLN.
“Di rumah biasanya saya menjahit apa saja untuk mengisi waktu luang. Tapi kalau menjahit dengan pola belum pernah, baru kali ini. Agak sulit memang, tapi setelah dijelaskan oleh pelatih, saya bisa mengerti. Apalagi saya hobi jahit, jadi cepat nyangkut di otak,” ucap Wasliyah. (Rep : Hamdi Putra/red)
Discussion about this post