
Batam | beritabatam.co : Ditengah isu lingkungan global saat ini, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia gelar Andalas Forum di Radison hotel Batam, Kamis, (21-22/02/19).
Dalam kegiatan Andalas Forum yang bertemakan Membangun Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan ditengah Isu Lingkungan Global. Gubernur Riau melalui Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Ir. Ferry HC Ernaputra, Msi mengatakan bahwa isu lingkungan telah menjadi permasalah global. salah satunya pemanasan global yang telah menjadi masalah dan perhatian bersama masyarakat internasional.
Dampak global yang menjadi perhatian utama akibat pemanasan global yakni perubahan iklim global (global climate change) seperti pergeseran peta iklim secara global, anomali iklim, banjir, kekeringan, badai, naiknya permukaan laut, dan berbagai dampak lingkungan lainnya. Dan ini mengancam keberlanjutan kehidupan di planet bumi terang Ferry.

“Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini, menghadapi tuduhan sebagian masyarakat internasional sebagai perusak lingkungan dan menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global,” pungkas Ferry.
Disebutkannya, tuduhan tersebut perlu mendapat perhatian serius karena sudah mulai diwujudkan dalam berbagai bentuk hambatan perdagangan internasional terhadap produk-produk pertanian Indonesia seperti minyak kelapa sawit (CPO) di beberapa negara dan kawasan di dunia.
Diterangkannya, berbagai regulasi, strategi, kebijakan yang tepat dan efektif yang dikeluarkan pemerintah serta perbaikan tata kelola pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan menjadi suatu hal yang mutlak agar Industri kelapa sawit Indonesia bisa keluar dari tuduhan tersebut.
Berdasarkan sumber data BPS tahun 2018 Ferry mengungkap bahwa dengan potensi luas areal perkebunan kelapa sawit tahun 2018 di Indonesia yang mencapai 14,32 juta hektar, produksi kelapa sawit mencapai 40.22 juta ton. dengan nilai ekspor tahun 2018 mencapai 29,6 juta ton atau senilai Rp. 308 trilyun
“Potensi yang begitu besar ini menjadikan sektor kelapa sawit menjadi sektor yang menyerap lapangan pekerjaan yang begitu besar dan menopang pertumbuhan perekonomian negara, tetapi di sisi lain dikarenakan masih berorientasi ekspor, kinerja industri kelapa sawit menjadi sangat dipengaruhi oleh isu lingkungan global, mulai dari aspek legalitas lahan, pengelolaan kebun dan limbah pabrik, penanganan lahan gambut, isu ketenagakerjaan, dan sebagainya, pungkasnya.
Menurutnya, untuk itu kebijakan perbaikan tata kelola sawit dari aspek perijinan dan tata ruang, kebijakan B20 yang mengarah pada B50 sd B100, hilirisasi produk, pengakuan sertifikasi ISPO, penerapan teknologi yang ramah lingkungan, dan kebijakan terkait lainnya menjadi sangat strategis dan vital bagi masa depan keberlangsungan industri kelapa sawit di Indonesia.
Sebagai produsen kelapa sawit terdepan didunia, Indonesia mempunyai peranan yang penting untuk memastikan tersedia produk yang berkelanjutan bagi konsumen.
Para pelaku perkebunan harus mulai menjawab isu negatif dan kampanye hitam (black campaign) dengan melakukan aksi-aksi nyata dengan menerapkan nilai-nilai ekonomi hijau dan mendorong pengakuan terhadap sertifikasi ISPO dalam mewujudkan pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan yang mengarah kepada kemandirian energi dan pangan nasional.
Perbaikan citra kelapa sawit Indonesia sebagai produk ramah lingkungan secara aktif harus terus dilakukan, negosiasi dan diplomasi antar pemangku kepentingan dalam industri kelapa sawit harus terus berjalan.
Hal ini didapat dilakukan agar citra positif industri kelapa sawit berkelanjutan yang dibangun pemerintah dan sektor swasta dapat diterima oleh pasar global.
Dalam paparannya, Gubernur Riau mengatakan, terselenggaranya kegiatan Andalas Forum, diharapkan mampu memberikan pandangan, wawasan, serta jawaban yang relevan terhadap permasalahan yang dihadapi pelaku usaha perkebunan dalam menghadapi isu global dan memahami regulasi dan menerapkan tata kelola perkebunan berkelanjutan di Indonesia yang lebih baik.
Turut hadir dalam kegiatan seminar perwakilan dari Menteri Pertanian, Direktur Jenderal Perkebunan, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kemen ESDM, Direktur Utama BPDPKS, Perwakilan Kementerian/Lembaga terkait yang menjadi Narasumber, Ketua Umum GAPKI, Ketua Apkasindo Pusat, Perwakilan Perusahaan yang yang bergerak dibidang Industri Kelapa Sawit dan Sertifikasi ISPO, Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Perkebunan, dan sejumlah akademisi. (Ben)
Discussion about this post