Oleh : Haris Lambey,SST
Opini | beritabatam.co : Tak terasa sudah hampir satu bulan kita kehilangan satu sosok tokoh bangsa yang luar biasa. Seorang sosok yang fenomenal, briliant, super genius, tulus, energik dan humanis. Beliau adalah almarhum Prof Dr Eng Bj Habibie Presiden RI yang ke 3. Semoga beliau tenang di sisiNYA Allah SWT, alfatihah buat Eyang Habibie semoga Allah menerima segala dedikasi dan amal perbuatannya sebagai pahala yang berlimpah diakhirat kelak, Aammiinn Ya Rabb.
Berbicara tentang Batam tentu kita tidak bisa melepaskan dari sosok Pak Habibe. Karena berawal dari sentuhan tangan dingin beliau lah Batam ini ditata dan dibangun sampai seperti saat sekarang ini. Berawal dari sebuah pulau yang hampir kosong dimana ketika itu hanya dihuni 6000 jiwa pada tahun 1970an, sekarang Batam berobah menjadi kota metropolitan dengan penduduk hampir 1,3 juta jiwa.
Tidak mudah meyakinkan Presiden RI ketika itu Pak Suharto. Tapi karena kegigihan seorang BJ Habibie, akhirnya Pak Harto mengiyakan ide Habibe untuk menjadikan Batam sebagai sebuah kota Industri pelabuhan, yang maju, moderen dan siap bersaing dengan Singapore.
Konsep awalnya sederhana saja. Habibe sebagai orang yang banyak beraktifitas diluar negeri, dari puluhan tahun yang lalu sudah membaca dan memprediksi bahwa pusat episentrum ekonomi dunia suatu saat akan bergeser dari eropah ke Asia. Dan Habibie sangat tahu bagaimana krusial dan strategisnya selat Malaka ketika itu yang menjadi salah satu selat tersibuk dan teramai dari 7 sloc (celah sempit) didunia. Dan Singapore ketika itu sudah mempersiapkan dirinya menjadi pusat trading, transhipment, services, moneter, dan industri kelas dunia seperti Hongkong.
Dan semua terbukti, bagaimana Singapore kemudian menjadi ‘city state’ (negara kota) yang hampir mengatur 80 persen lalu lintas ekonomi dunia di Asia. Melihat inilah Habibe menjelaskan kembali dalam sebuah seminar di hotel Melia Panorama 12 tahun yang lalu, melihat peluang besar buat Indonesia. Disinilah kehebatan seorang Habibie. Ketika Singapore tumbuh menjadi sebuah negara kota yang maju, eyanh Habibie tidak menganggapnya sebagai ancaman tapi justru peluang. Yaitu yang dikenal dengan ‘teori balin gas’ nya Habibie. Maksudnya adalah, Pak Habibie sangat tahu akan keterbatasan geografis lahan Singapore ketika itu hanya seluas 600an Km persegi. Suatu saat Pak Habibie yakin Singapore akan over load, industrinya akan tumbuh diatas ketersediaan lahannya. Belum lagi untuk pelabuhan, pusat bisnis, dan perkantoran. Maka untuk itulah Habibie melihat Batam yang notabonenya hanya berjarak 18 Km dari Singapore adalah salah satu tempat yang paling cocok untuk menampung luapan dan limpahan kemajuan industri dan ekonomi negara Singapore. Batam yang awalnya hanya berupa depot logistik Pertamina di Pulau Sambu, kemudian dibuat kajian fasibilty study oleh Habibie untuk kemudian disiapkan sebagai sebuah pulau industri pelabuhan, pergudangan (bonded zone), yang sekarang menjadi kawasan Free Trade Zone seperti yang kita lihat saat sekarang ini. Amazing. Luar biasa. Bayangkan, ide dan gagasan ini beliau sudah pikirkan sejak 50 tahun yang lalu.
Apa yang menarik dari penjelasan yang dibuat diatas ? Apa relevansinya dengan Batam hari ini. Berikut penulis akan mencoba menyimpulkan dan membuat inti sari apa yang semestinya kita ambil manfaat serta hikmahnya kepada kita semua hari ini. Karena walau bagaimanapun. Sebagai anak bangsa yang baik, tentu kita tidak bisa melupakan sejarah. Kita mesti paham ‘asbabul’ dari sebuah fenomena yang terjadi hari ini. Agar sebagai generasi penerus bangsa kita paham apa yang telah diperjuangkan, dasar filosofis sebuah pengabdian yang telah para pendahulu kita perjuangkan buat negara dan bangsa ini. Yaitu sebagai berikut :
1. Yang paling utama mesti kita ambil hikmah dan pelajaran adalah. Bahwa sebuah bangsa itu akan lahir, maju dan berkembang berawal dari sebuah ide dan gagasan. Indonesia hari ini ada karena ide fan gagasan para pemuda yang bersumpah pada tahun 1928. Singapore berjaya hari ini karena ide dan gagasan Lee Kuan Yue 50 tahun yang lalu. Begitu juga Batam yang gemerlap hari ini. Juga lahir dari sebuah ide dan gagasan brilian dari seorang Habibie.
Artinya adalah. Ada semangat perubahan dari seorang Habibie sehingga beliau bisa melakukan sebuah lompatan besar yang luar biasa. Dalam teori ilmu kepemimpinan inilah yang disebut dengan pemimpin transformasi. Ada dua jenis kepemimpinan saat ini yang berkembang didunia. Yaitu pemimpin transaksional dan pemimpin transformasional. Dan penulis melihat Habibie adalah sosok pemimpin yang transformasional. Cirinya adalah, dimana seorang pemimpin sejati itu akan selalu berpandangan jauh kedepan (visioner), penuh dengan ide dan gagasan, serta total dalam merealisasikan setiap ide-idenya kepada masyarakat.
Pada titik ini, tentu kita sangat berharap pada saat ini juga lahir pemimpin pemimpin yang transformasional yang juga penuh dengan pertarungan ide serta gagasan bagaimana memikirkan Batam untuk kembali maju menjadi terdepan.
2. Menjadikan Batam sebagai saingan Singapore menurut penulis masih sangat logis. Salah satu keunggulan utama Batam itu adalah letaknya yang sangat strategis berada dijalur perdagangan terpadat didunia. Diperkirakan ada 200 ribu kapal melintas setiap tahunnya di Selat Malaka dan melintasi Batam. 70 persen perdagangan minyak dunia juga melintasu Batam. Posisi strategis ini adalah nikmat dari Allah SWT bagi Indonesia. Tinggal sekarang memaksimalkan bagaimana konsepsi Batam sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dan kota pelabuhan perdagangan bebas di Indonesia kembali bangkit dan maju.
3. Batam dahulunya pernah menjadi salah satu daerah yang berkonstribusi terbesar dalam pemasukan devisa negara. Malah pertumbuhan ekonomi Batam pernah menembus angka 24 persen pada tahun 1995 sebelum moneter. Artinya adalah, Batam sudah mempunyai brand dan track record yang bagus dimata dunia. Para tenaga kerja Batam juga terkenal mempunyai keahlian dan skill yang mempuni di bidang oil off shore engineering. Ini adalah modal besar Batam untuk kembali me ‘re-branding’ dirinya dimata dunia.
4. Sudah saatnya kita hentikan polemik dan konflik internal di Batam. Batam harus punya pemimpin yang mampu membalikkan potensi konflik ini menjadi sebuah peluang dan kekuatan untuk memajukan Batam. Penulis termasuk yang mengapresiasi terobosan hukum untuk lahirnya PP nomor 62 tahun 2019 tentang jabatan ex officio Walikota Batam dengan BP Batam. Cuma kedepan bagaimana mensinergikan, mengkoordinasikan, dan mengkolaborasikan dua mesin institusi pemerintahan di Batam ini untuk berdaya guna serta memberikan daya ungkit yang lebih besar dalam mendorong kemajuan Batam.
5. Sudah saatnya Batam kembali menjadi jati dirinya. Yaitu menjadi kota pelabuhan bebas dengan konsep kemartimina menjadi poros utama ekonominya. Kepulauan Riau ini terdiri dari 96 persen lautan dan hanya 4 persen daratan. Kalau kita kerucutkan lagi dalam konteks Batam menjadi 3 persen. Kita terlalu lama terjebak dalam konflik dan perebutan sumber daya dalam sebuah koridor titik 3 persen didaratan. Padahal ada diluar sana lautan luas sumber daya maritim yang belum kita garap. Mulai dari sumber daya kelautan, pelabuhan dan alih kapal, perikanan, migas, dan energi terbarukan. Seharusnya sumber daya maritim ini yang mesti kita garap dan explorasi kembali. Bagaimana strategi dan caranya nanti akan kita bahas pada tulisan selanjutnya.
Penulis melihat kalau ide dan gagasan Pak Habibie tentang Batam ini kembali kita refresh, modifikasi, dan injeksi dengan terobosan terobosan ekonomi kemaritiman sesuai perkembangan zaman hari ini, insyaAllah Batam akan kembali menjadi ladang ekonomi yang subur, investasi kembali tumbuh dan berdatangan, uang kembali mudah didapat, dan akhirnya Batam dapat kembali menjadi lokomotif ekonomi nasional yang bermanfaat bagi rakyat banyak.
Untuk itulah mari kita kembali merenung sejenak. Menghayati dan memahami kembali pondasi dasar dan grand design pembangunan Batam yang telah dipersiapkan oleh Pak Habibie. Kalau ada yang kurang sempurna kita sempurnakan. Ada yang kurang baik kita perbaiki. InsyaAllah dengan tekad tranformasi yang kuat, berani melakukan terobosan terobosan serta integritas dan dedikasi yang tinggi dari sebuah kepemimpinan Batam, insyaAllah mimpi dan visi Pak Habibie tentang Batam akan bisa bersama kita wujudkan kembali. InsyaAllah.
Batam, 30 September 2019.
Discussion about this post