
Jakarta | beritabatam.co : Relawan Militan Indonesia Adil & Makmur (IAM) menggelar zikir, salawatan dan do’a bersama untuk kemenangan capres-cawapres 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno di Lapangan Bedeng Pisangan Baru Tengah, Matraman, Jakarta Timur, pada Kamis (11/4/19) malam.
Jenny Yusuf selaku Ketua Umum Relawan IAM mengatakan bahwa acara tersebut dihadiri oleh sekitar dua ribu relawan termasuk warga dan tokoh masyarakat setempat.
“Intinya kami berdo’a bersama, zikir, tausiyah dan salawatan, bermunajat kepada Allah SWT agar 02 yakni Prabowo-Sandi bisa menang dalam Pilpres 17 April nanti demi terwujudnya Indonesia adil dan makmur. Do’a itu sakral, apalagi dido’akan ulama dan masyarakat,” ujar Jenny Yusuf yang didampingi Sekjen IAM, Devita Prihartini.

Selain menjadi ajang silaturrahmi, melalui acara ini masyarakat juga diharapkan dapat lebih memahami visi-misi serta semakin mantap untuk memilih Prabowo-Sandi.
“Kami mengajak masyarakat untuk semakin mendekatkan diri secara spiritual, menundukkan kepala dan hati demi kemenangan seluruh rakyat Indonesia, demi kemenangan 02 serta terciptanya pemilu yang aman, damai, serta terjaga pelaksanaannya,” tutur Jenny Yusuf.
Devita Prihartini yang merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Relawan IAM meminta para relawan dan masyarakat untuk bersama-sama turut mengawal TPS pada hari pemungutan suara agar tidak terjadi kecurangan yang pada akhirnya merugikan Paslon 02 Prabowo-Sandi.
“Dalam setiap kampanye Prabowo-Sandi kita bisa menilai bahwa kami optimis kemenangan itu sudah di depan mata. Hanya kecuranganlah yang bisa mengalahkan kita. Oleh karena itu, di sinilah pentingnya peran relawan dan masyarakat untuk ikut mengawal TPS agar tidak terjadi kecurangan,” tutur Devita Prihartini yang juga caleg DPRD DKI Jakarta dari PAN nomor urut 1 dapil Cakung, Matraman dan Pulogadung.
Ketua DPW Puan PAN DKI Jakarta itu juga meminta agar KPU dan Bawaslu segera mengungkap kasus dugaan kecurangan Pemilu berupa surat suara tercoblos yang terjadi di Malaysia.
Menurutnya, jika penyelenggara Pemilu bergerak lamban akan mendorong terciptanya ketidakpercayaan publik terhadap kedua institusi tersebut.
“KPU dan Bawaslu jangan lamban. Jangan sampai isu ini bergerak seperti bola liar. Segera ungkap dan jadikan pelajaran agar tidak terjadi di daerah lainnya. Satu hal yang tidak kalah penting, KPU dan Bawaslu juga harus mengevaluasi profesionalisme dan integritas mereka sebagai penyelenggara Pemilu,” kata Devita Prihartini. (Reporter: Hamdi Putra/ red)
Discussion about this post