Jakarta | beritabatam.co : Direktur Utama PT BRI Multifinance Indonesia (“BRI Finance”), Wahyudi Darmawan, tampil sebagai pembicara dalam Indonesia Industry Outlook (IIO) Conference yang diselenggarakan secara hybrid oleh Inventure Indonesia yang bertema “New Government, New Megashift, New Opportunity 2025”, Rabu, 23 Oktober 2024.
Menghadirkan 30 pembicara terkemuka dari berbagai sektor, yang akan membagikan berbagai wawasan dan strategi dalam menghadapi perubahan pasar yang cepat. Terdapat15 sesi diskusi yang mencakup berbagai industri besar di Indonesia. Dalam konteks saat ini, fenomena penurunan jumlah kelas menengah secara drastis selama lima tahun terakhir menjadi sorotan utama. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 9,48 juta orang telah keluar dari kategori kelas menengah pada tahun 2024. Hal ini menandakan adanya tantangan besar bagi perekonomian nasional.
“Kelas menengah yang semakin menyusut memerlukan pendekatan strategis agar perekonomian dapat beradaptasi. Kami berharap generasi muda, khususnya Gen Z, dapat mengambil pelajaran dari kondisi ini dengan mulai serius dalam perencanaan keuangan,” pungkasnya.
Dalam acara tersebut, dipaparkan juga hasil riset terkait fenomena maraknya pinjaman online (pinjol) yang semakin berkembang di dunia keuangan. Meskipun pinjaman online menawarkan kemudahan bagi konsumen, terutama Gen Z yang tertarik untuk menggunakan fasilitas ini untuk kebutuhan konsumtif, dampak negatif pun tidak bisa diabaikan.
Hasil riset yang dilakukan oleh Inventure pada September 2024 menunjukkan bahwa 34% Gen Z pernah mencoba layanan pinjol untuk membeli gadget, berbelanja, serta liburan. Namun, dari kelompok tersebut, 19% mengalami masalah dengan kredit macet. Beberapa di antara mereka bahkan memilih untuk menggunakan pinjol lain untuk menutupi utang sebelumnya dengan skema ‘gali lubang, tutup lubang’.
Ketidakpastian dan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda ini menjadi latar belakang penting bagi Wahyudi Darmawan untuk memberikan penjelasan mengenai pentingnya perencanaan keuangan di kalangan Gen Z. Dalam paparannya, beliau menekankan keuntungan yang bisa diraih melalui pengelolaan keuangan yang baik, termasuk mencapai kebebasan finansial yang diinginkan.
“Penting bagi generasi muda untuk memulai perencanaan keuangan sejak dini. Dengan pengelolaan yang bijaksana, mereka tidak hanya terhindar dari jeratan utang, tetapi juga dapat membangun masa depan dan mencapai kebebasan finansial,” lanjut Direktur Utama BRI Finance ini.
Dalam diskusi ini juga membahas potensi bisnis di tengah perubahan ekonomi, dengan mempertimbangkan pergeseran perilaku konsumen yang semakin dipengaruhi oleh teknologi. Perubahan ini menciptakan berbagai tantangan baru, namun juga membuka banyak peluang bagi pengusaha untuk berinovasi dan beradaptasi. Beberapa pembicara juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi.
Dengan tema dan agenda yang berfokus pada kondisi kelas menengah, konferensi ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya strategi dalam mengelola bisnis dan finansial di era digital. Dalam menghadapi tantangan yang ada, harapannya adalah terciptanya ekosistem yang mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan di Indonesia. (***)
Discussion about this post