
Internasional | Di tengah gencarnya tuntutan publik dunia supaya Arab Saudi dijatuhi sanksi karena melakukan berbagai kejahatan seperti kejahatah perang di Yaman dan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, Inggris justru mengambil langkah sebaliknya dengan menggelar latihan perang dengan negara Arab ini.
Inggris sebagai negara pemasok senjata terbesar kedua bagi Arab Saudi justru menggandeng Riyadh menggelar manuver militer “Bendera Hijau 2018” yang berlangsung di pangkalan udara raja Fahd selama dua pekan lamanya.
Latihan perang ini menunjukkan bahwa London tidak serius dalam mewujudkan penegakkan hak asasi manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Pasalnya, berbagai fakta membuktikan berbagai kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Arab saudi di Yaman.

Pada Maret 2015, Arab Saudi memimpin koalisi Arab menyerang Yaman yang didukung sejumlah negara Barat terutama AS dengan tujuan menempatkan bonekanya, Abd Rabbuh Mansur Hadi di tampuk kekuasaan presiden Yaman. Ketika itu, rezim Al Saud sesumbar akan berhasil mengusai Yaman dalam hitungan waktu yang singkat. Tapi fakta berbicara lain. Riyadh tidak berhasil mewujudkan tujuannya, padahal perang telah berlangsung tiga tahun lamanya. Korban jiwa dari pihak warga sipil terus menerus bertambah. Negara tetangga Arab Saudi ini juga porak-poranda.
Berbagai laporan organisasi internasional menunjukkan data mengenai kejahatan yang dilakukan koalisi agresor pimpinan Arab Saudi di Yaman. Tapi semua laporan tersebut diabaikan oleh negara-negara Barat, termasuk Inggris yang kini bersama Arab Saudi menggelar latihan perang bersama.
Selama ini Arab Saudi menjadi negara yang paling boros membelanjakan anggarannya untuk keperluan pembelian senjata dan alutsista. Pada Mei 2016 saja, Arab Saudi menandatangani kontak pembelian senjata dengan AS senilai 110 miliar dolar sebagai bagian dari kontrak kesepakatan abad yang seluruhnya bernilai 480 miliar dolar.
Pada Maret 2018, Arab Saudi juga menandatangani kontrak pembelian jet tempor Typhoon dengan Inggris senilai14 miliar dolar. Negara-negara Barat hingga kini terus menutup mata atas berbagai pelanggaran kemanusiaan yang dilakukan Arab Saudi sebagai konsekuensi pembeliaan senjata alutsista Riyadh terhadap industri senjata mereka.
Ketika seluruh pandangan publik dunia tertuju ke arah Arab Saudi atas berbagai kejahatannya selama ini, termasuk yang terbaru kasus pembunuhan Khashoggi, kehadiran Inggris sebagai mitra dalam latihan perang kali ini menunjukkan bahwa masalah HAM dan kemanusiaan bagi negara-negara Barat hanya alat politik kepentingan mereka saja.(PH)
Discussion about this post