Batam | beritabatam.co : Apapun bentuknya, kebaikan harus selalu diupayakan. Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kepri melalui program Mobile Social Rescue menyempatkan menjenguk kondisi Saeroji (48), seorang bapak yang menderita gagal ginjal. Kedatangan tim sekaligus menyerahkan bantuan usaha ternak ayam kampung rumahan untuk istrinya, Wasih (47).
Menurut laporan Tim MSR-ACT Kepri Intan Komalasari, tim sudah mendampingi Saeroji dan keluarga sejak awal November 2018 lalu. Tim melakukan pendampingan mulai dari pemeriksaan, pelaksanaan operasi, hingga sekarang pemulihan. Memberikan modal usaha adalah satu upaya tim untuk memulihkan ekonomi keluarga Saeroji.
“Pasalnya sejak sakit, Bapak Saeroji tidak lagi bekerja, sehingga mereka minim pendapatan. Istrinya, Ibu Wasih hanya bekerja sebagai tukang urut. Sebab itu, kami memberikan mereka modal usaha, jadi Ibu Wasih bisa berjualan sambil terus menjalani profesinya. Hasilnya diharapkan bisa untuk bantu pengobatan, juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkap Intan.
Merunut cerita dari awal pertemuan, tim mendapat informasi bahwa Saeroji menderita gagal ginjal sejak Mei 2018. Saeroji sempat melakukan cuci darah, juga mencoba pengobatan alternatif dengan harapan biayanya yang lebih murah. Namun, upayanya tidak membuahkan perubahan yang berarti, rasa sakit semakin membuat kondisi tubuhnya melemah.
“Suami malah jadi sering mengalami muntah darah, sesak napas, dan gatal-gatal. Suami juga sering pingsan,” jelas Wasih.
Besar rasa cintanya terhadap Saeroji, Wasih yang buta huruf memberanikan diri untuk mencari berbagai informasi. Kata Wasih, dirinya diberi rujukan untuk membuat Kartu Jaminan Kesehatan yang dikelola pemerintah agar memperoleh keringanan biaya ketika melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.
Wasih pun membuat jaminan kesehatan itu. Setelah rampung, Wasih membawa sang Suami ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Otorita Batam. Di sana, Saeroji mendapat layanan pemeriksaan, lalu menjalani operasi sebanyak tiga kali. Operasi itu untuk memasang alat getar, berawal di leher, lalu terakhir di tangan.
“Sekarang suami harus menjalani cuci darah, dua kali seminggu di RSUD Embung Fatimah. Sayangnya biaya cuci darah tidak ditanggung jaminan kesehatan, saya sering minta ke pihak rumah sakit agar bisa membeli setengah atau seperempat dosis obat, saya tidak punya uang,” papar Wasih sedih.
Tercatat sejak mendampingi Saeroji pada pertengahan November 2018, kondisinya sempat menurun dan disarankan untuk diopname di rumah sakit karena darah tinggi. Menurut Wasih, Saeroji juga sempat sakit secara psikologis. Saeroji merasa gagal karena tidak bisa memenuhi kewajibannya sebagai kepala keluarga, apalagi ia memiliki satu anak yang masih sekolah.
“Pemikiran seperti itu cukup mempengaruhi kondisi fisiknya, terutama pada tensi darah yang secara drastis naik-turun. Alhasil, suami harus dirawat selama sembilan hari, dari Selasa (22/12/18) hingga Kamis (31/12),” kata Wasih.
Setelah segala upaya dilakukan untuk kesembuhan Saeroji, Tim MSR-ACT Kepri memilih untuk sekaligus membantu pemulihan ekonomi keluarganya. Tim memberikan bantuan berupa modal usaha ternak ayam kampung rumahan dengan harapan, hasil usahanya dapat menopang kehidupan mereka sekeluarga dalam jangka waktu yang panjang.
Saeroji dan Wasih pun menuturkan syukurnya. “Terima kasih ACT dan semua sudah membantu kami sampai saat ini. Sedikit banyak Alhamdulillah ini bisa meringankan beban kami, keluarga ini. Semoga kebaikan kalian semua dibalas setimpal bahkan lebih oleh Allah,” tutur Wasih mewakili. Ilham (Agung)
Discussion about this post