
Viral | beritabatam.co : Seiring maraknya informasi tentang keampuhan ganja sebagai bahan pengobatan ditengah masyarakat, Staf Khusus Menteri Bidang Peningkatan Pelayanan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prof Akmal Taher angkat bicara.
Sebagai ‘barang’ terlarang di Indonesia, penggunaan ganja untuk pengobatan jadi kontroversi. Di satu sisi, ada masyarakat yang mengaku sembuh atau setidaknya merasa lebih baik setelah mengkonsumsi ganja. Disisi lain, hukum di Indonesia memasukan ganja sebagai salah satu jenis narkoba yang penggunaanya terlarang.
“Itu masih kontroversi. Masih ada yang bilang iya, ada yang bilang tidak. Tapi sampai sekarang penggunaan belum bisa kita atasi. Kita tidak akan memakai itu untuk sebagai pengobatan yang resmi,” kata Taher saat ditemui di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (04/08/19), sebagaimana dirilis laman online merdeka.

Taher menyebutkan, belum ada hasil penelitian yang benar-benar menyakinkan bahwa ganja bisa digunakan sebagai obat atau medis. Karena syarat untuk bisa digunakan sebagai obat, harus dikaji efeknya bagi tubuh.
“Belum ada penelitian yang betul-betul menyakinkan bahwa itu (Ganja) bisa dipakai. Pertama (dihitung) sehat efeknya. Kalau sehat efeknya sudah terbukti bagus, baru kita cerita tentang khasiat. Itu yang masih kontroversi,” tambahnya.
Menyinggung beberapa negara yang telah melegalkan penggunaan ganja untuk medis. Taher menjawab, Indonesia belum mempunyai data penelitian sendiri, yang memungkinkan untuk penggunaan ganja sebagai obat.
“Selama kita belum punya data sendiri kita belum berani. Kecuali kalau obat itu satunya-satunya obat buat satu macam penyakit kita lebih cepat ngambil. Tapi kalau masalah alternatif lain. Kemudian kita belum bisa membatasi bagaimana cara penggunaannya dan sebagainya. Kita belum pakai,” jelasnya.
Taher juga menegaskan, untuk menggunakan ganja sebagai pengobatan dan medis, harus ada kerja sama profesi untuk melihat khasiatnya.
“Kalau kementerian kesehatan sendiri tidak bisa cuma melihat data dari luar kemudian memakai di sini, tidak bisa. Kecuali emergency tidak ada obat lain satu-satunya (Ganja) baru kita lebih cepat,” imbuhnya. (noe-mer)
Discussion about this post