Jakarta | beritabatam.co : Sebagai tokoh nasionalis, Haidar Alwi terus berupaya mengedukasi masyarakat tentang bahaya radikalisme dan intoleransi bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sejak bergulirnya Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2017 silam, kelompok radikal dan intoleran telah berkembang pesat di bumi Nusantara.
Kelompok tersebut mengatasnamakan agama dan menunggangi partai politik tertentu serta merasuki sendi-sendi kehidupan masyarakat untuk mewujudkan keinginan mereka yang ingin mengganti ideologi Pancasila.
“Mereka itu berkembang dengan sangat pesat. Bahkan pada akhir tahun 2018 saja, setidaknya jumlah mereka sudah mencapai 17 juta orang. Ini sudah sangat mengkhawatirkan dan merupakan ancaman bagi keutuhan bangsa Indonesia,” ujar Haidar Alwi.
Agar kelompok radikal dan intoleran tidak menggerogoti lebih dalam lagi, diperlukan upaya nyata untuk memberanguskan semua itu. Tentunya kita tidak menginginkan perubahan apa pun, apalagi mengganti ideologi Pancasila dengan paham lain yang mana bagi sebagian kelompok adalah yang terbaik untuk mereka.
Edukasi melalui diskusi publik dan talk show kebangsaan akan bahaya radikalisme dan intoleransi terus digalakkan oleh Haidar Alwi bersama sejumlah organisasi yang dipimpinnya.
“Intoleransi yang erkembang pesat akan naik menjadi radikalisme. Kelompok radikal jika terus dibiarkan akan menjadi teroris. Kita melihat bagaimana negara timur tengah dihancurkan, maka pola yang sama juga terjadi di negara kita ini. Ini bahaya dan ancaman serius, jangan dianggap remeh. Kobarkan semangat, rapatkan barisan, pererat persatuan dan kesatuan bangsa untuk memerangi radikalisme dan intoleransi,” tutur Haidar Alwi.
Reporter : Hamdi Putra/red
Discussion about this post