
Jakarta | beritabatam.co : Mantan Ketua Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muktamar Jakarta, Triana Dewi Seroja mengaku memiliki kenangan tak terlupakan dengan Habil Marati, tersangka baru kasus kerusuhan 21-22 Mei 2019.
Kenangan tak terlupakan itu diungkapkan Triana Dewi Seroja melalui unggahan akun Instagramnya @trianadewiseroja pada Selasa (11/6/19) sore.
“Habil Marati pernah menjadi Wakil Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta, pada saat itu saya masih sebagai Ketua Bidang Hukum dan HAM PPP Muktamar Jakarta dan kenangan saya dengan dia yang tidak pernah saya lupakan adalah ketika saya dimaki oleh Beliau hanya karena mempertahankan prinsip saya, dan sampai detik ini saya tidak pernah menyesal telah mempertahankan prinsip saya! semoga POLRI bisa mengusut tuntas kasus ini hingga menemukan para pelakunya semua !” Demikian tulis Triana Dewi Seroja.

Namun, Dewan Penasihat Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Amin tersebut tidak menyebutkan secara gamblang prinsip apa yang ia pertahankan hingga sampai dimaki oleh Habil Marati.
Diberitakan bahwa setelah menetapkan enam orang tersangka, polisi kembali menetapkan satu tersangka baru yang terlibat dalam kerusuhan 21-22 Mei.
Tersangka baru ini diketahui berinisial HM atau Habil Marati yang berperan sebagai donatur untuk membeli senjata dan dana operasional kerusuhan 21-22 Mei serta untuk pembunuhan empat tokoh nasional.
Habil Marati pernah menduduki sejumlah posisi strategis di antaranya sebagai Manajer Timnas Indonesia & Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muktamar Jakarta.
“Tersangka selanjutnya adalah HM, seorang laki-laki beralamat di Jalan Metro Kencana Kelurahan Pondok Pinang. Ditangkap di rumahnya,” kata Wakil Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Ade Ary Syam Indradi dalam konferensi pers di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/19).
Polisi juga menyebutkan peran Habil Marati yang merupakan pemberi dana kepada Kivlan Zen untuk membeli senjata api serta uang tunai Rp 60 juta kepada HK alias Iwan untuk hal yang sama berikut biaya operasional.
“HM juga memberikan dana operasional sebesar 15 ribu Dollar Singapura (Rp 150 juta) kepada KZ. Kemudian KZ mencari eksekutor yaitu HK dan Udin, dan diberikan target 4 tokoh nasional,” tutur Ade.
Reporter : Hamdi Putra / red
Discussion about this post