Viral | beritabatam.co : Narkoba jadi musuh bersama, daya rusaknya terhadap generasi muda sangat memprihatinkan. Setiap negara secara tegas menyatakan perang terhadap kejahatan narkoba. Tapi meski begitu, tak ubahnya candu yang berakibat ketagihan, hasil uang dari bisnis narkoba juga tak kalah membuat candu para mafia narkoba.
Tak heran, nama besar bandar narkoba hampir selalu disertai dengan gunung uang yang tak berseri, hasil keuntungan bisnis haram tersebut.
Uang berlimpah, apapun bisa dibeli oleh sang bandar. Segala kemewahan jadi sinonim bagi raja narkoba. Dan mengerti dengan segala aksinya yang tak luput dari incaran penegak hukum. Bandar narkoba tak jarang melengkapi diri dengan senjata canggih, body guard, pasukan khusus, hingga anggaran khusus suap untuk memuluskan aksinya.
Tak hanya dalam negeri, bandar narkoba juga tak segan mengembangkan sayap, mendistribusikan barang haram tersebut keluar negeri. Tak ubahnya eksportir, bandar narkoba bisa memiliki wilayah jalur distribusi hingga antar negara hingga kawasan. Dan tentu keuntungan yang didapat makin berlipat.
Seperti dilansir dari moneyinc.com,dan tempo.co berikut sepuluh bandar narkoba terkaya yang pernah diketahui
- Khun Sa – Rp 74 triliun
Inilah raja narkoba di Asia Tenggara. Lahir di Myanmar dan menghabiskan tahun-tahun awal pelatihannya dengan Angkatan Darat Myanmar dan Kuomintang.
Wilayah penyelundupan narkoba jenis opium nya dirintis sendiri di Segitiga Emas. Dari tahun 1976 dan selama dua puluh tahun berikutnya, ia mendominasi lalu lintas opium. Dia mendapat dukungan dari pemerintah Myanmar dan Thailand untuk bisnis narkobanya. Jaringannya yang sangat besar membuatnya mendapatkan gelar “Raja Opium”.
Pekerjaannya sebagai raja narkoba meluas ke mata dunia. Ketika Badan Penindakan Narkoba Amerika Serikat memutuskan hubungan dengan pialang internasionalnya, ia menutup operasi dan pindah ke Yangon untuk tinggal bersama gundiknya dengan kekayaan luar biasa, yang diyakini mencapai US$ 5 miliar atau Rp 74 triliun.
- Ochoa Bersaudara – Rp 89 triliun
Jorge, Juan David, dan Fabio Ochoa adalah anggota utama kartel narkoba Medellín yang berbahaya selama tahun 1980-an akhir. Tiga bersaudara itu terkenal karena kerjasama mereka di bidang manufaktur, distribusi, dan pemasaran narkoba jenis kokain. Ochoa bersaudara awalnya adalah bagian dari keluarga peternakan yang juga melakukan bisnis dengan restoran keluarga.
Pergerakan mereka ke dalam bisnis narkoba dimulai selama tahun 1970-an, dan kartel mereka didirikan oleh Jorge. Keluarga Columbus terlibat dalam berbagai penangkapan, dakwaan, dan upaya ekstradisi di berbagai negara, tetapi pada tahun 1984 kekuatan mereka begitu besarnya sampai-sampai kartel itu mengumumkan kepada publik bahwa setiap ekstradisi Kolombia akan menyebabkan sepuluh hakim Kolombia yang terbunuh.
Jorge terdaftar di Forbes sebagai salah satu dari dua puluh orang terkaya di dunia. Nilai taksiran pribadinya pada 1987 mendekati US$ 3 miliar atau Rp 44,5 triliun dan kekayaan ketiganya mencapai US$ 6 miliar atau Rp 89 triliun.
- Dawood Ibrahim Kaskar – Rp 99,5 triliun
Dawood Ibrahim berasal dari Mumbai, India. Ia mendirikan D-Company, sebuah sindikat kejahatan yang bermarkas di India.
Pada 2003, ia mendapatkan pangkat teroris global. Pada tahun 2011, ia masuk dalam peringkat ketiga dari sepuluh kriminal paling dicari di dunia.
Dia dituduh melakukan terorisme, perdagangan narkoba, pemerasan, pembunuhan, dan pembunuhan berencana. Dia saat ini tinggal di Karachi, Pakistan dan diyakini mengendalikan sistem transfer uang yang disebut hawala.
Hawala adalah metode transfer nilai informal yang bergantung pada pergerakan uang tunai yang diakui dalam jaringan broker uang. Departemen Keuangan Amerika Serikat telah berusaha untuk memantau rute penyelundupan dan pengiriman narkobanya.
Organisasinya beroperasi di India, Asia Selatan, Afrika, Inggris, Eropa Barat dan Timur Tengah, dan berbagi jaringan serupa dengan al-Qaeda.
Banyak upaya bersama telah dilakukan untuk membawa Ibrahim ke pengadilan di India, tetapi ia memiliki paspor dan penduduk Pakistan dan laporan mengindikasikan bahwa ia mungkin telah mengalihkan operasi ke perbatasan Pakistan-Afghanistan. D-company juga mempunyai hubungan dengan industri Bollywood, karena banyak studio dan film dibiayai, dan diancam dan diperas olehnya. Film Shootout di Wadala adalah tentang D-Company milik Ibrahim dan pengaruhnya yang semakin besar. Dawood diyakini memiliki kekayaan sebesar US$ 6,7 miliar atau Rp 99,5 triliun.
- Amado Carrillo Fuentes – Rp 371 triliun
Dijuluki ‘Raja di Langit’, karena dia mengangkut narkobanya menggunakan armada jet besar. Dia juga dengan kejam mengambil alih Juárez Cartel ketika dia membunuh pemimpinnya. Setelah Rafael Aguilar Guajardo meninggal, Fuentes memiliki kesempatan untuk menjadi kepala kartel. Fuentes berasal dari keluarga yang terdiri dari 11 anak, dan begitu dia belajar perdagangan narkoba, dia mengajak saudara-saudaranya, dan putranya, sebagai karyawannya.
Kekaisaran narkoba yang ia bangun adalah mesin perdagangan multi-miliar dolar. Fuentes adalah buron Meksiko dan Amerika Serikat. Dalam upaya untuk menghindarinya, Fuentes mengubah penampilan dengan operasi plastik.
Operasi plastik tidak berhasil dan dia meninggal karena komplikasi bedah baik dari respirator yang tidak berfungsi atau obat-obatan. Dia membawa pengawalnya bersamanya di ruang operasi untuk mengawasi operasi pembedahan.
Dua ahli bedah yang mengoperasinya ditemukan tewas. Tubuh keduanya disiksa dan dimasukan ke dalam drum baja yang diisi dengan cairan beton. Amado Carrillo Fuentes memiliki kekayaan sekitar US$ 25 miliar atau Rp 371 triliun.
- Pablo Escobar – Rp 445 triliun
Dia adalah pemimpin kartel yang diketahui telah menyelundupkan 80 persen kokain ke Amerika Serikat Raja narkoba dan obat bius yang terkenal dari Kolombia lahir dengan nama Pablo Emilion Escobar Gaviria..
Raja kokain, adalah gelarnya karena memiliki pendapatan pribadi lebih dari US$ 21,9 miliar atau Rp 325 miliar per tahun. Dia berasal dari Rionegro dan tumbuh di Medellín.
Escobar mengembangkan keterampilannya untuk menyusup ke pasar obat Amerika Serikat, khususnya dalam penyelundupan kokain.
Pablo Escobar kemudian membangun rute penyelundupan pertama yang sukses menuju ke AS. Kartel Medellín-nya dikenal karena pembunuhan dan pembantaian politisi dan aparat penegak hukum. Meskipun ia menjadi populer di mata rakyat Kolombia karena membangun lapangan sepak bola dan perumahan di Kolombia. Akhirnya Polisi Nasional Kolombia membunuh Escobar ketika dia baru berusia 44 tahun. Dari hasil bisnis narkobanya, Pablo Escobar diyakini memiliki kekayaan sebesar US$ 30 miliar Rp 445 triliun. (Sumber : Tempo Inti Media)
Discussion about this post