Viral I beritabatam.co : Di Yaman, hiduplah seorang pemuda bernama Uwais al-Qarni yang menderita penyakit kulit yang menyebabkan kulitnya belang-belang. Uwais adalah sosok pemuda yang sangat sholeh dan taat kepada ibunya, seorang wanita tua yang lumpuh. Ibu Uwais berharap agar putranya dapat membantu mewujudkan mimpinya untuk menunaikan ibadah haji di Mekkah.
Dengan tekad bulat dan cinta yang tulus kepada ibunya, Uwais mencari cara untuk memenuhi keinginan sang ibu. Ia membeli seekor anak lembu dan berlatih menggendongnya naik-turun bukit setiap hari. Meskipun banyak orang yang meragukannya dan menyebutnya gila, Uwais tetap gigih melakukan latihan ini tanpa hari terlewatkan.
Setelah 8 bulan latihan yang penuh kesabaran dan ketekunan, Uwais dan ibunya siap untuk memulai perjalanan menuju Mekkah. Dengan kekuatan dan cinta yang luar biasa, Uwais menggendong ibunya dari Yaman menuju Mekkah untuk beribadah di Ka’bah.
Di hadapan Ka’bah, Uwais Al Qarni dan ibunya bersujud dengan penuh haru dan berdoa memohon ampunan dari Allah. Uwais mengharapkan kebahagiaan bagi ibunya dan rela mengorbankan dirinya demi kebahagiaan sang ibu di surga.
Setelah doa yang tulus dan penuh cinta itu, Uwais Al Qarni diberikan karunia luar biasa oleh Allah, penyakit kulitnya sembuh dan hanya menyisakan satu bulatan putih di tangan kanannya sebagai tanda pengenal untuk sahabat Nabi, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib.
Menandakan bahwa Uwais Al Qarni adalah seorang pribadi yang istimewa dan doanya sangat makbul di hadapan Allah.
Setelah menempuh perjalanan yang jauh, akhirnya Uwais al-Qarni tiba di kota Madinah. Tapi ia harus menerima kabar bahwa Nabi sedang berada di medan pertempuran. meskipun hatinya berkecamuk ingin menunggu Nabi pulang, pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan untuk segera pulang ke Yaman mengalahkan keinginannya.
Dengan perasaan sedih dan terharu, Uwais Al Qarni memberi salam kepada Siti Aisyah, istri Nabi, dan meninggalkan pesan untuk Nabi sebelum berangkat kembali ke Yaman.
Setelah perang usai, Nabi pulang ke Madinah dan menanyakan tentang orang yang mencarinya. Siti Aisyah menceritakan tentang Uwais al-Qarni dan keinginannya untuk bertemu dengan Nabi, tetapi telah kembali karena tugasnya untuk merawat ibunya yang sakit.
Kemudian, Nabi mengungkapkan bahwa Uwais al-Qarni adalah penghuni langit dan memberikan ciri khas untuk mengenalinya, yaitu tanda putih di tengah telapak tangannya.
Khalifah Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib selalu menanyakan tentang Uwais setiap ada kafilah yang datang dari Yaman. Suatu hari, Uwais Al Qarni datang bersama rombongan kafilah dari Yaman.
Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib mendatangi kemahnya dan menemui Uwais.
Ketika berjabatan tangan, Umar bin Khattab dengan cepat memeriksa telapak tangan Uwais dan menemukan tanda putih sesuai dengan sabda Nabi.
Umar dan Ali memohon agar Uwais membacakan doa dan istighfar untuk mereka, tetapi Uwais menolak dan malah meminta mereka untuk berdoa untuk dirinya.
Dengan kesalehan, kesederhanaan, dan keikhlasan yang luar biasa, Uwais al-Qarni tetap menjadi teladan bagi banyak orang, mengajarkan tentang pentingnya mengabdi kepada orang tua, mencari ridha Allah, dan selalu merendahkan diri tanpa mengharapkan pengakuan dari manusia.
Setelah beberapa tahun berlalu, Uwais al-Qarni berpulang ke rahmatullah.
Saat jenazahnya akan dimandikan, tiba-tiba banyak orang yang berebut ingin melakukannya. Begitu juga ketika dibawa untuk dikafani, sudah ada orang-orang yang menunggu untuk membantunya. Bahkan ketika proses pemakaman dimulai, banyak orang yang ingin mengantarkannya ke kuburan.
Kematian Uwais Al Qarni menggemparkan masyarakat di kota Yaman. Banyak hal yang mengherankan terjadi. Barulah pada saat itu penduduk Yaman mulai mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al Qarni. (***)
Discussion about this post