Batam | beritabatam.co : Lahan tidur atau lahan tak produktif di Batam merupakan bentuk pembiaran yang jadi penghambat investasi di kota Batam. Hal ini disampaikan Syamsul Paloh, Pemerhati Kota Batam, kepada beritabatam.co, Jum’at (19/07/19).
Meski BP Batam telah melaksanakan program penertiban lahan, dengan pemasangan papan pemberitahuan terhadap lahan yang tidak produktif. Tapi yang terlihat masih banyak lahan tidur yang terkesan dibiarkan tanpa digunakan untuk kepentingan investasi.
“Apalagi terlihat hampir disekeliling kantor BP Batam sendiri masih ada lahan tidur dan jelas didepan mata ketika keluar dari gedung BP Batam,” ucap Syamsul Paloh.
Menurutnya, hal tersebut jelas melanggar SKEP dan SPJ karena tidak ada niat kesungguhan serta itikad baik dari BP Batam untuk melaksanakan pengembangan dan pembangunan sesuai dengan yang sudah diperuntukan tegas Syamsul Paloh.
Syamsul menduga lokasi lahan itu beralih atau dijual kepada pihak ketiga, karna sampai saat ini lahan itu sudah belasan tahun tidak juga ada kegiatan.
“Jangan jangan lokasi tersebut sudah beralih atau dijual kepada pihak ketiga dan kemungkinan besar lahan tersebut akan dispekulan oleh broker,” pungkasnya.
Kepala BP Batam harus berani mengambil sikap untuk me warning dan bila perlu lakukan pencabutan lahan yang tidak produktif atau lahan tidur itu tegas Syamsul Paloh.
“Bila tidak lebih baik Kepala BP Batam kembali saja ke asal karena tidak mampu melaksanakan sebagaimana tupoksi dan konsep BP Batam dalam hal pengembangan investasi,” sebutnya.
Sebagaimana pernyataan Presiden RI Jokowi yang menyebutkan bila lembaga tidak mampu, tidak efektif serta tidak berguna lebih baik dibubarkan saja ujar Syamsul.
Syamsul mendesak BP Batam untuk lebih tegas dengan mencabut atau melelang dan mengalokasikan kepada investor yang siap membangun sesuai perencanaan sebagaimana tujuan Kota Batam, tutupnya. (Ben)
Discussion about this post