Nasional I beritabatam.co : Program vaksinasi di Indonesia sudah berjalan hampir satu tahun. Ada berbagai macam vaksin yang digunakan, salah satunya adalah Sinovac yang telah digunakan sejak awal program berjalan.
Namun ternyata ada sejumlah masyarakat yang tidak boleh mendapatkan vaksinasi. Ini termasuk kelompok orang pernah terinfeksi Covid-19 hingga menjadi kontak erat akibat virus itu.
Mengutip dari Satgas Covid-19, berikut kelompok orang yang tidak bisa menerima vaksin jenis Sinovac:
1. Pernah terinfeksi Covid-19 kurang dari satu bulan
2. Sedang hamil atau menyusui
3. Mengalami gejala ISPA seperti batuk, pilek, dan sesak napas dalam 7 hari terakhir
4. Ada anggota keluarga serumah yang kontak erat/suspek/konfirmasi/sedang dalam perawatan karena penyakit COVID-19
5. Sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah
6. Menderita penyakit jantung seperti gagal jantung dan penyakit jantung koroner
7. Menderita penyakit autoimun sistemik seperti Lupus, Sjogren Syndrome dan Vaskulitis
8. Menderita penyakit ginjal
9. Menderita rematik autoimun
10. Menderita penyakit saluran pencernaan kronis
11. Menderita penyakit hipertiroid atau hipotiroid karena autoimun
12. Menderita penyakit kanker, kelainan darah, imunokompromais/defisie
Untuk mendapatkan vaksin Sinovac, masyarakat perlu memenuhi beberapa syarat. Berikut daftarnya:
1. Tidak dalam keadaan demam (≥ 37,5°C). Apabila sedang demam, vaksin ditunda hingga sembuh dan tidak Covid-19. Akan ada skrining ulang saat kunjungan berikutnya.
2. Tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg. Jika lebih, vaksin tidak bisa diberikan.
3. Bagi pengidap diabetes, jika penderita diabetes melitus tipe 2 terkontrol dan HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5%, maka bisa mendapatkan vaksin.
4. Untuk penderita HIV, angka CD4 harus 5. Untuk masyarakat penderita penyakit paru yakni asma, PPOK, dan TBC, vaksin bisa diberika jika kondisi terkontrol dengan baik. Untuk TBC dan sedang menjalani pengobatan, vaksin corona bisa diberikan minimal dua minggu setelah mendapat obat antituberkulosis.
Sumber : CNBC Indonesia
Discussion about this post