Viral I beritabatam.co : Abdurrahman bin Auf adalah sahabat Rasulullah SAW yang terkenal sebagai saudagar kaya raya yang dermawan. Ketika Rasulullah SAW dan para sahabatnya hijrah ke Madinah, Abdurrahman bin Auf juga termasuk dalam rombongan hijrah. Saat di Madinah, Abdurrahman bin Auf segera bergerak membantu sahabat-sahabatnya yang kurang beruntung. Ia membagi-bagikan harta dan kekayaannya kepada sahabat-sahabat yang baru hijrah.
Abdurrahman bin Auf juga terkenal dengan kisah pernikahannya dengan seorang wanita bernama Sabit bin Qais, ia memberikan mas kawin sebesar 400 dirham emas.
Abdurrahman bin Auf kesohor karena kepiawaiannya dalam berbisnis. Ia tidak hanya mengumpulkan kekayaan untuk dirinya sendiri. Ia terus beramal dan bersedekah.
Abdurrahman bin Auf termasuk dalam daftar sepuluh sahabat yang dijamin oleh Nabi Muhammad SAW akan masuk surge.
Sebelum memeluk Islam, ia dikenal dengan nama Abd Amr. Yang selanjutnya oleh Rasulullah SAW, memanggilnya dengan nama Abdurrahman bin Auf. Yang menjadi
Umar bin Khatab mengangkatnya sebagai salah satu anggota dalam kelompok musyawarah yang beranggotakan enam orang, yang kemudian dianggap sebagai kandidat potensial untuk menjadi khalifah setelahnya.
Ketika Nabi SAW memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia), Abdurrahman bin Auf juga ikut serta dalam hijrah tersebut. Ia melakukan hijrah dua kali, pertama ke Habasyah dan kemudian ke Madinah.
Ia juga turut berperang dalam berbagai pertempuran penting seperti perang Badar dan Uhud. Abdurrahman bin Auf mendapat kepercayaan dari Nabi SAW untuk memberikan fatwa di Madinah selama hidup Nabi.
Abdurrahman bin Auf memperlihatkan sifat yang mencolok dalam membela Islam, terutama ketika komunitas Muslim berhijrah ke Madinah. Saat itu, Rasulullah memiliki kebiasaan untuk membentuk ikatan saudara di antara dua orang sahabat, menggabungkan Muhajirin dari Mekah dengan Ansar penduduk Madinah.
Orang-orang Ansar membagi seluruh harta mereka menjadi dua bagian, memberikan setengahnya kepada saudara-saudara Muhajirin. Abdurrahman bin Auf mengalami perkembangan signifikan dalam kehidupannya di Madinah, baik selama masa kehidupan Rasulullah maupun setelah beliau wafat.
Apa pun yang ia pegang dan gunakan sebagai modal perdagangan selalu berhasil menguntungkannya. Semua usahanya ditujukan semata-mata untuk mencari keridhaan Allah SWT sebagai persiapan untuk kehidupan akhirat.
Pada suatu hari, ia menjual tanah senilai 40 ribu dinar, dan uang hasil penjualan itu ia bagikan kepada keluarga Bani Zuhrah, istri Nabi SAW, serta kaum fakir miskin.
Pada hari lain, ia menyumbangkan 500 ekor kuda untuk keperluan pasukan tentara Islam.
Mendekati akhir hayatnya, ia mewariskan 50 ribu dinar untuk kepentingan jalan Allah SWT dan 400 dinar kepada setiap orang yang masih hidup dan turut berpartisipasi dalam Perang Badar.
Tidak hanya dikenal sebagai individu yang dermawan dan murah hati, dalam kisah Abdurrahman bin Auf juga terkenal sebagai seorang sahabat Nabi SAW yang banyak meriwayatkan hadis.
Bahkan, ia pernah menyatakan, “Aku adalah orang terkaya di Makkah. Namun semua ini justru membuatku merasa khawatir. Aku takut bahwa harta yang kumiliki akan menjadi penyebab keruntuhanku.” Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dikisahkan bahwa pada suatu waktu di Madinah, Siti Aisyah mendengar suara gemuruh yang tiba-tiba mengagetkannya.
“Suara apa ini?” tanya Aisyah.
Orang-orang menjawab, “Itu kawanan unta milik Abdurrahman bin ‘Auf yang baru pulang dari Syam membawa banyak komoditas. Jumlahnya sebanyak 700 unta. Itu yang menimbulkan suara gemuruh tadi.”
Aisyah kemudian berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Aku melihat Abdurrahman masuk ke surga dalam keadaan merangkak (karena hartanya).’”
Setelah ucapan Aisyah itu Abdurrahman pun berucap, “Jika bisa, aku ingin tetap masuk ke surga dengan berdiri.”
Ia pun menyedekahkan semua gandum dan pelana unta miliknya di jalan Allah.
Abdurrahman bin ‘Auf adalah contoh nyata tentang bagaimana seseorang bisa mencapai kesuksesan dunia dan tetap menjaga hubungan yang kuat dengan Allah (***)
Discussion about this post