Batam | beritabatam.co : Ada 48 kantong besar sampah yang dibersihkan dari kawasan wisata Pulau Putri. Sampah dari wisatawan tak bertanggung jawab itu diangkut dengan dua kapal, Sabtu (20/07/19).
Sampah yang dikumpulkan merupakan hasil gotong royong yang digelar Kecamatan Nongsa bersama Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertamanan kota Batam.
Camat Nongsa, Heriyanto Yusuf mengatakan sebagai kawasan wisata, Pulau Putri tengah didera masalah sampah. Sampah biasanya terbawa arus dan ombak, dan sebagian berasal dari kegiatan pengunjung di pulau.
“Pulau Putri merupakan pulau terdepan. Dan merupakan ikon kebanggan Kota Batam khususnya di Kecamatan Nongsa, terkhusus lagi Nongsa Pantai. Saya sedih kalau Pulau Putri ini penuh sampah, maka saya ajak pegawai di Kecamatan Nongsa bersama satgas untuk membersihkan pulau ini,” ujarnya, seperti dilansir Media Centre Batam.
Gotong royong dimulai pukul 09.00 WIB. Dan selesai tiga jam setelahnya. Ada total 71 orang yang terlibat dalam kegiatan gotong royong Pulau Putri kali ini.
Selain membersihkan sampah, kesempatan tersebut juga dimanfaatkan untuk menanam pohon. Jenis pohon yang ditanam yakni 20 batang pohon kelapa dan 50 pohon ketapang.
“Kami berharap pengunjung bisa ikut menjaga kelestarian Pulau Putri ini. Kita jaga keindahannya. Supaya pulau ini tetap cantik seperti namanya, Pulau Putri,” kata Heriyanto.
Seminggu sebelumnya, warga Nongsa Pantai Kelurahan Sambau juga mengadakan pembersihan Pulau Putri. Ada sekitar 20-an warga yang terlibat pada kegiatan tersebut.
Pulau Putri merupakan satu di antara beberapa pulau terluar di Kota Batam. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah mendandani kembali pulau tersebut. Selain memasang bangunan penahan gelombang, kementerian juga membuatkan tulisan besar atau giant letter.
Kata Indonesia dalam ukuran besar dibuat membelakangi siluet bangunan tinggi di negeri seberang. Huruf O pada tulisan tersebut diganti dengan tanda hati berwarna merah yang di bagian tengahnya membentuk lambang negara Burung Garuda.
“Pemerintah kan sudah menata pulau ini. Tujuannya untuk destinasi wisata. Kan sayang sekali kalau akhirnya wisatawan enggan datang karena banyak sampah,” pungkasnya. (MCB)
Discussion about this post