beritabatam.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Kepri
    • Batam
  • Internasional
  • Nasional
  • Viral
  • Hukrim
  • Figur
  • Olahraga
  • Opinion
PRICING
SUBSCRIBE
  • Home
  • Kepri
    • Batam
  • Internasional
  • Nasional
  • Viral
  • Hukrim
  • Figur
  • Olahraga
  • Opinion
No Result
View All Result
beritabatam.co
No Result
View All Result
Home Batam

Meretas Asal Usul Nong Isa dan Mimpi Anak Cucu Yang Inginkan Museum di Batu Besar

Berita Batam by Berita Batam
Juni 19, 2019
0
Nong Isa, Batu Besar kota Batam
Foto : beritabatam.co

Nong Isa, Batu Besar kota Batam Foto : beritabatam.co

Batam | beritabatam.co : Nongsa, sebuah nama kecamatan yang bermula dari sebutan menunjuk kata jauh. Saat perahu yang dinaiki Opu Daeng Matata abang Siti Aisyah terbelah, ketika di naiki naga bortial atau naga berjengger atau disebut orang selayar nagalaarang di lokasi Batu Belah yang tidak jauh dari Pulau Putri, Pantai Nongsa. Kapal pun oleng kemudian tenggelam. Opu Daeng Matata akhirnya ditolong dan diantar oleh penduduk setempat. Opu Daeng Matata ditanya oleh penduduk, dimana sang adik Siti Aisyah berada. Opu Daeng Matata menjawab dengan mengatakan Nong jauh disana, yang kemudian menjadi Nongsa.

Kisah asal muasal dan penggalan sejarah masa lalu yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Nongsa, masih dapat diceritakan oleh Daeng Syahridin Panuntungi. salah satu keturunan para pendahulu yang pertama kali merintis awal mula daerah Nongsa.

Ia mengaku, meski tak lagi utuh sebagai sebuah kejadian runut, namun sejauh ini cerita itulah yang membuatnya tetap terhubung dengan kisah nenek moyangnya yang mulai terlupakan.

Tak hanya berkisah, Daeng Syahridin Panuntungi, menunjukkan beragam peninggalan yang disebutnya berasal dari para pendahulunya. Peninggalan kitab kitab tauhid hasil tulisan tangan berabjad lontarak, abjad bugis. Guci tua, senjata perang, diantaranya badik dan tombak. Parang dan beberapa naskah kuno masih ia simpan rapi di rumahnya di Batu Besar, Nongsa kota Batam.

Daeng Syahridin, cukup fasih menjelaskan kegunaan dan kisah yang menyertai tiap tiap peninggalan yang menjadi warisan keluarganya tersebut. Badik misalnya, senjata khas bugis itu dikatakannya terbuat dari material khusus yang kini sudah berusia ratusan tahun. Pada sisi badik terdapat tiga simbol yang terukir dibadan badik. Diantaranya, bintang, bulan dan matahari. Sementara tombak, yang sekilas memiliki materi yang sama dengan badik. Dikatakan Daeng Syahridin, disebut juga Poke Tau, yang artinya penombak orang. Karena memang digunakan sebagai senjata dalam peperangan dimasa lampau.

Dalam tentetan penjelasannya, beberapa kali Daeng Syafridin Panuntungi merujuk pada foto hitam putih yang menggambarkan deretan pria bersorban, yang disebutnya sebagai ‘orang tua’nya yang dahulu pertama kali merintis kehidupan di Nongsa.

Meretas masa lalu melalui peninggalan yang masih terjaga, dapat kita jumpai di Batu Besar, Nongsa.  Daeng Syahridin kali ini, mengajak tim beritabatam.co melihat langsung sumur tua berusia seabad, yang berjarak sekitar seratus meter dari tempat tinggalnya. Sumur itu memang terlihat lebih layak dengan dinding kokoh dan terkesan masih baru. Ternyata sumur yang dikisahkan digali dengan tangan sendiri oleh Haji Abdurahman pada tahun 1912, ulama sekaligus kakek moyang Daeng Syahridin, memang sudah direnovasi. Tujuannya agar tetap lestari disamping tetap dapat dimanfaatkan airnya oleh masyarakat.

Sumur hasil galian tangan itu, ternyata memang tidak terlalu dalam. Hanya memiliki kedalaman lima sampai enam meter. Tapi ajaibnya, sumur yang sudah digunakan oleh warga selama ratusan tahun itu belum pernah mengering. Meski tak hanya dimanfaatkan masyarakat sekitar. Tak jarang juga digunakan oleh warga kampung sebelah, salah satunya dari Kampung Melayu.

Sebagai anak keturunan dari para pendahulu Nongsa, Daeng Syahridin Panuntungi bersama sanak saudara yang kini masih bertahan sebagai penduduk asli kelurahan Batu Besar, Nongsa. Memiliki keinginan agar dapat tetap melihat garis silsilah keturunan berperan aktif dalam melestarikan adat budaya dan peninggalan dari kakek moyang mereka.

“Apakah masih bisa dilestarikan, kalau memang bisa. Semua bisa menjadi area pariwisata pada adat budaya rumpun bugis, selayar dan melayu,” ucap Daeng Syahridin Panuntungi

Daeng Syahridin mengaku sempat dimintai aset dan peninggalan bersejarah yang dimilikinya untuk dikumpulkan dalam museum. Meski mereka belum tau persis, kemana dan seperti apa museum yang nantinya menjadi wadah bagi benda benda peninggalan yang mereka miliki.

“Peninggalan diminta oleh pemko Batam, dengan alasan mau dimuseumkan,” sebutnya.

Daeng Syahridin mengatakan, tidak keberatan dengan ide mengumpulkan peninggalan bersejarah yang saat ini masih dipegang sebagai warisan oleh warga setempat. Namun ia mengusulkan, sebaiknya museum atau apapun namanya. Bisa didirikan di wilayah Batu Besar, Nongsa. Selain karena alasan historis, Daeng Syahridin bercita cita tetap menjaga hubungan kedekatan emosional para anak keturunan dengan pendiri negeri yang dahulu berkarya dan berdakwah melalui benda dan aset yang ditinggalkan.

“Sebaiknya dibuat di Batu Besar. Jangan sampai nama nama datuk dan keturunan hilang seiring waktu. Jadi kita meminta agar pemerintah pro aktif untuk turut serta melestarikan budaya dan adat istiadat leluhur nenek moyang dari sejarah Batu Besar ini,” pintanya.

Sejauh ini, belum ada satu lembaga yang dapat menjadi payung atas aset dan benda bersejarah. Akibatnya, benda benda bersejarah hanya disimpan oleh masing masing keluarga  sebagai harta turun temurun.

“Tidak ada satu lembaga yang menaungi. Dari KKSS Batam dan Kepri sempat ada program pelestarian. Tapi ternyata belum berjalan,” ujarnya.

“Saya melihat belum ada koordinasi dari cucu cucu suku asli tempatan, Peninggalan masih disimpan perorangan, sebagai aset keluarga. Saya menginginkan bisa disatukan, melalui satu wadah. Selain untuk upaya pelestarian, juga bisa memudahkan dalam inventaris. Agar bisa dikumpulkan. Baik dari sisi harta peninggalan maupun dari silsilah keluarga yang bersumber dari nenek moyang yang sama,” urai Daeng Syahridin.

“Alangkah baiknya kalau wadah yang bisa menyatukan itu di buat atau didirikan. Tentu kami minta sebaiknya berlokasi di area Batu Besar,” sebutnya lagi.

Lebih jauh, ia berharap, nantinya bisa menjadi daya tarik wisata sejarah di wilayah Batu Besar, Nongsa.  

“Ini akan jadi jalan bagi generasi muda untuk mengenal adat istiadat dan asal muasal leluhurnya,” tutupnya. (Ben)

 

ShareTweetSend

Related Posts

Foto: Istimewa
Nasional

Polri Keluarkan Aturan Optimalkan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas Melalui ETLE

Mei 19, 2023
Dukung Peningkatan Sektor Pariwisata, Muhammad Rudi Terima Penghargaan Indonesia Visioner Leader
Foto: BP Batam
Batam

Dukung Pariwisata, Muhammad Rudi Terima Penghargaan Indonesia Visioner Leader

Mei 19, 2023
BP Batam Tanggapi Keluhan Pemadaman Listrik di Kawasan Industri
Foto: BP Batam
Batam

BP Batam Tanggapi Keluhan Pemadaman Listrik di Kawasan Industri

Mei 19, 2023
Foto: BP Batam
Batam

Muhammad Rudi Apresiasi Dukungan Masyarakat Dalam Pembangunan Kota Batam

Mei 19, 2023
Foto: BP Batam
Batam

Bahas Tata Kelola Lahan dan Limbah, BP Batam Terima Kunjungan Studi Banding PPK Kemayoran

Mei 19, 2023
Foto: BP Batam
Batam

Muhammad Rudi Berbagi Pengalaman Kepemimpinan

Mei 17, 2023

Discussion about this post

https://batamsatudata.bpbatam.go.id/en/account/login https://batamsatudata.bpbatam.go.id/en/account/login https://batamsatudata.bpbatam.go.id/en/account/login

Popular Stories

  • Badan Pengusahaan (BP) Batam menggelar Focus Group Discussion Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Pengaduan di IT Centre, Batam Centre, Rabu (20/08/25).
Foto: BP Batam

    Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik, BP Batam Gelar FGD Monev Pengelolaan Pengaduan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Dua Jenis Kartu Identitas Anak dan Persyaratannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bahas Terobosan Baru, Ini Prioritas Perencanaan Program Pendidikan MUI DKI Jakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Berita Terbaru

Foto: DIp

Jalan Sehat Halal RW 01 Kalibata Timur 1 Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI Dilepas Langsung oleh Kepala BPJPH

Agustus 26, 2025
Silaturahmi Pemda dan Pemuka Agama, MUI Jakarta: Allah Menghendaki Perbedaan
:Foto: HR

Silaturahmi Pemda dan Pemuka Agama, MUI Jakarta: Allah Menghendaki Perbedaan

Agustus 26, 2025
Badan Pengusahaan (BP) Batam menggelar Focus Group Discussion Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Pengaduan di IT Centre, Batam Centre, Rabu (20/08/25).
Foto: BP Batam

Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik, BP Batam Gelar FGD Monev Pengelolaan Pengaduan

Agustus 22, 2025
Foto: MUI Jakarta

Bahas Terobosan Baru, Ini Prioritas Perencanaan Program Pendidikan MUI DKI Jakarta

Agustus 20, 2025
Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) DKI Jakarta menjalin kerja sama strategis dengan Badan Pendidikan Kader Ulama (BP PKU) MUI DKI Jakarta dalam rangka memperkuat peran MUI dalam pelayanan umat, (18/08/25).
Foto: MUI Jakarta

LPPOM MUI DKI Jakarta dan BP PKU MUI DKI Jakarta Luncurkan Program Duta Halal

Agustus 19, 2025
Agustus 2025
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
« Jul    
beritabatam.co

www.beritabatam.co portal media online berbasis di kota Batam Kepulauan Riau, Indonesia  Bacalah…Cerdas

INFORMASI

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

FOLLOW US

Facebook Twitter Instagram

© 2022 BERITABATAM.CO - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Subscription
  • Category
  • World
  • Opinion
  • Landing Page
  • Buy JNews
  • Support Forum
  • Pre-sale Question
  • Contact Us

© 2022 BERITABATAM.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Exit mobile version