Batam | beritabatam.co : Gedung DPRD Batam tengah berseri, Kamis (29/08/19) 50 anggota DPRD Batam terpilih mengucapkan sumpah jabatan sebagai wakil rakyat. Ditangan anggota dewan inilah aspirasi masyarakat Batam akan tersalurkan.
baca juga : Selamat, 50 Wakil Rakyat Ucapkan Sumpah Jabatan Hari Ini
Namun ditengah kebahagiaan dan ucapan selamat dari para handai taulan terhadap anggota dewan terpilih. Jauh dari ruang paripurna yang didekorasi istimewa, sosok pria senior yang akrab dipanggil babe mencurahkan isi hatinya kepada beritabatam.co
Ia mengungkapkan kekecewaan teramat sangat terhadap prosesi pengambilan sumpah anggota DPRD Batam yang melupakan sejarah.
“Kecewa berat saat ini. tidak ada perhatian, diundang saja tidak. Jasmerah, jangan sekali kali melupakan sejarah,” curhatnya.
Di salah satu sudut kota di bilangan Windsor kota Batam, A Hadi Reso Hutasoit mengisahkan perjuangannya saat menjadi Sekertaris Dewan Musyawarah kota Batam (DMB), yang jadi cikal bakal pembentukan DPRD kota Batam.
Pria yang dikenal sebagai Walikota BCM ini menyampaikan rasa kecewanya karena tidak ada pihak yang mengingat perjuangan pembentukan DPRD Batam.
“Risalah pembentukan DPRD Batam tidak pernah diucapkan. Harusnya dibacakan untuk mengenang kembali perjuangan pembentukan DPRD Batam,” ujarnya.
Bersama Ketua Dewan Musyawarah kota Batam saat itu, Soerya Respationo. Babe mengenang kembali bagaimana ia bersama DMB harus bertahan ditengah ancaman dari pihak yang tidak menyetujui pembentukan DPRD Batam.
“Pembentukan DPRD Batam pahit, sampai diancam, itu ditahun 1999. Saat itu Saptono Mustakim anaknya sempat di ancam untuk dicuri dari sekolah,” ucapnya kepada beritabatam.co, Kamis (29/08/19).
Babe menyebut ancaman dari pihak yang tidak menyetujui pembentukan DPRD Batam diterima hampir seluruh tim DMB.
“Mobil Soeryo Respationo sempat dikerjain, hampir kecelakaan di Southlink. Rumah saya sempat mau dibakar,” ceritanya mengenang.
Menurutnya tensi saat itu cukup tinggi. Karena Otorita Batam jadi satu satunya pemerintahan perpanjangan pusat.
Babe menyebut, saat itu Dewan Musyawarah kota Batam terdiri dari 17 partai politik. Ia sendiri dari Partai Buruh Nasional.
Dalam kondisi fisik yang tidak terlalu sehat, A Hadi Reso Hutasoit menyampaikan pesan kepada anggota DPRD Batam, agar selalu aspiratif dan akomodatif terhadap aspirasi masyarakat.
“Janganlah sekali kali melupakan sejarah, Jasmerah itu kan dari bung Karno,” pungkasnya menutup kisahnya. (Ben)
Discussion about this post