
Internasional | beritabatam.co : Rokok Elektronik atau vaping selama ini dianggap mampu menggantikan kebiasaan merokok dengan resiko yang lebih minimal. Kepopuleran vaping semakin membiasakan remaja menggunakan asap beraroma tersebut.
Tapi ternyata, penelitian lanjutan malah membuktikan yang sebaliknya. Pejabat kesehatan AS memperingatkan bahwa vaping telah menyebabkan lebih dari 150 kasus penyakit paru yang parah di 16 negara bagian.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan dalam rilis berita bahwa setidaknya 153 kasus penyakit paru yang terkait dengan penggunaan rokok elektronik atau beberapa jenis alat vaping lainnya telah dilaporkan oleh beberapa negara, termasuk California, New York, Florida, dan Texas, dalam waktu kurang dari dua bulan mulai 28 Juni.

Meskipun tidak mengidentifikasi penyebab, para pejabat mengatakan semua kasus melibatkan penyakit paru-paru parah di antara pasien yang menggunakan vape.
“Dalam banyak kasus, pasien melaporkan awal gejala secara bertahap termasuk kesulitan bernapas, sesak napas, dan atau nyeri dada sebelum dirawat di rumah sakit. Beberapa kasus melaporkan penyakit gastrointestinal ringan hingga sedang termasuk muntah dan diare serta kelelahan,” bunyi pernyataan itu.
Pejabat juga mencatat beberapa pasien yang dilaporkan menggunakan tetrahydrocannabinol (THC) yang ada dalam produk rokok elektronik. CDC mengatakan, pihaknya bersama Food and Drug Administration akan menyelidiki meningkatnya jumlah kasus gangguan kesehatan terkait vaping. (*)
Discussion about this post